PENENTUAN MODEL PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PALA MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK
Abstract
ABSTRAK
Negeri Booi merupakan salah satu daerah penghasil pala terbesar di pulau Saparua, kabupaten Maluku Tengah seluas 13 HA. Pemanfaatan pala masyarakat negeri Booi hanya meliputi bagian biji dan bunga (fuli) pala saja, sementara daging buahnya dibuang sebagai limbah. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan pembangunan industri kecil di daerah pedesaan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dengan memanfaatkan limbah daging buah pala masyarakat negeri Booi menjadi produk olahan yang nantinya dapat memenuhi kriteria industrialisasi. Penelitian ini menggunakan Metode Analytichal Hierarchy Process dan software Expert Choice untuk menentukan hirarki jenis-jenis olahan daging buah pala yang lebih tepat dikembangkan sebagai produk unggulan daerah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima macam jenis produk yang diajukan sebagai produk diversifikasi, yaitu dodol, selai, jeli, serbuk dan sirup, dengan alternatif kriteria : kemudahan cara pengolahan produk, waktu produksi yang cepat, produk yang memberi keuntungan lebih, alat produksi yang mudah dijangkau, produk yang banyak peminatnya, sedikit penggunaan bahan tambahan, sedikit pengeluaran modal, umur kadaluwarsa yang lebih lama, nilai jual ekonomis serta produk yang bertahan di pasaran. Hasil AHP prioritas tertinggi pada produk Serbuk sari pala 2,582, sedangkan hasil software Expert Choice sebesar 3,156. Ini berarti bahwa model pengembangan diversifikasi produk pala yang dipilih adalah serbuk sari buah pala.
Kata Kunci : Limbah Pala Booi, Diversifikasi Produk, Serbuk Sari Buah Pala.
ABSTRACT
Booi village is one of the largest nutmeg producing areas on the island of Saparua, Central Maluku district of 13 ha. Utilization of nutmeg society Booi only covers the parts of seeds and flower (mace) nutmeg alone, while the fruit is removed as waste. This study aims to plan the development of small industries in rural areas that can increase people's income by utilizing the waste of nutmeg Booi community into processed products that can meet the criteria of industrialization. This study uses Analytichal Hierarchy Process and Expert Choice software to determine the hierarchy of processed types of nutmeg meat that is more appropriately developed as a superior product of the area. The results showed that there were five types of products proposed as diversified products, namely dodol, jam, jelly, powder and syrup, with alternative criterias: ease of product processing, fast production time, products that give more profit, reachable, highly demanded products, less use of additional materials, less capital outlays, longer expiry dates, economical selling points and sustainable products on the market. The highest priority AHP results on the 2.582 nutmeg Pollen product, while the Expert Choice software of 3.156. This means that the model of diversification of selected nutmeg products is nutmeg pollen.
Keywords: Waste of Booi Nutmeg, Product Diversification, Nutmeg Pollen.
References
Alehantina Sukmayati & Mutiatikum D. (2009),Pengembangan dan Potensi Pala (Myristica Fragransi), Jurnal Kefarmasian Indo, Vol. 1.2.2009:64-70, Puslitbang Biomedis dan Farmasi`
Bustaman Sjahrul (2007), Prospek dan Strategi Pengembangan Pala di Maluku, Perpektif Vol. 6 No.2, hal. 68-74, Desember 2007.
Dumadi Suryatmi Retno (2011), Pemanfaatan Limbah Daging Buah Pala Tua di Maluku, Jurnal JRL Vol. 7 No. 2, ISSN: 2085.3866, hal. 171-177, Juli 2011.
Hahury Hendri Dony (2015), The Dynamics of Nutmeg Farmers on the Saparua Island, Dokumen Seminar Hasil Penelitian, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Kadarsyah Suryadi & Ramdhani M. Ali (1998), Sistem Pendukung Keputusan Suatu Wacana Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Saaty Thomas L. (2008), Decision making with the AnalyticHierarchy Process, International Journal of Services Sciences, Vol. 1 .