PROFIL INDUSTRI KAYU SEKUNDER DI KOTA MEDAN

Authors

  • Arif Nuryawan Universitas Sumatera Utara (USU) dan Kyungpook National University
  • Iwan Risnasaril Universitas Sumatera Utara (USU) dan Institut Pertanian Bogor
  • Sefryani Simarmata Universitas Sumatera Utara (USU)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil industri kayu sekunder di Kota Medan, mendapatkan data komoditas barang jadi dan mengetahui jenis-jenis alat yang digunakan untuk produk yang diolah baik yang bersifat manual maupun masinal. Penelitian dilaksanakan di 21 kecamatan yang tersebar di wilayah Kota Medan selama 1 bulan (Mei – Juni) tahun 2009. Hasil penelitian menunjukkan untuk produk setengah jadi yang dijual berbentuk balok, papan, kaso dan reng. Produk jadi yang diperdagangkan paling banyak berupa kusen karena proses pengerjaan sangat mudah sedangkan daun jendela, pintu, lemari, meja dan kursi tetap diproduksi tetapi tergantung pesanan dari konsumen. Alat utama yang dipakai diantaranya gergaji tangan, ampelas, obeng, pahat, pisau bubut, kapak, spray gun, back saw, meteran, dan kunci pas. Sedangkan alat bantu yang digunakan adalah pensil, palu, penggaris, besi siku, kikir, batu asah, paku, kuas, tang. Jenis mesin yang dipakai antara lain circular saw, small band saw, bor, planner, rip saw, ketam profil, sander, mesin ketam, router, maupun mesin asah. Dengan demikian penggunaan mesin oleh industri kayu sekunder diketahui bahwa sebanyak 9 industri kayu sekunder atau 42,9% tidak menggunakan mesin dan 12 industri sekunder atau 57,1%  menggunakan/memiliki mesin. Sedangkan rendemen yang diperoleh pada industri yang menggunakan mesin rata-rata sebesar  70,76%.

 

Kata kunci: Industri Kayu Sekunder, Produk Setengah Jadi, Produk Kayu

 

ABSTRACT

The objectives of this study were to determine the profile of secondary wood industry in Medan, to obtain data of finished products and commodities, to know the types of tools used for processed products that are either manually or machinery. This research was conducted in 21 districts spread in the area of Medan for 1 month in May until June 2009. The results of this research showed half-finished products to be sold such as  beam, board, rafter and lath. The most sold product was frame form because the process was easy to handling while the sash, doors, cupboards, desks and chairs were produced depend on the orders from consumers. Main tools were used such as handsaw, sand paper, screwdriver, chisel, lathe knife, hatchet, spray gun, back saw, gauge, and wrench. While the secondary tools were used pencil, hammer, ruler, try-square, rasp, teaser stones, nails, brush, tongs. Type of machine were used such as circular saw, band saw, drill, planner, rip saw, crab profile, sander, crab machine, router, and the engine teaser. Thus, there were 9 secondary wood industries or 42.9%  that did not use machines and 12 secondary wood industries or 57.1% used machine to produce the wood products. The rendemen or  yield  was 70.76% if used machine.

 

Key Words: Secondary Wood Industry, Half-Finished Products, Wood Products

 

Author Biographies

Arif Nuryawan, Universitas Sumatera Utara (USU) dan Kyungpook National University

Department of Wood Science and Technology

Iwan Risnasaril, Universitas Sumatera Utara (USU) dan Institut Pertanian Bogor

Kehutanan

Sefryani Simarmata, Universitas Sumatera Utara (USU)

Kehutanan

References

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Boerhendhy, I., Nancy, C. dan Gunawan, A. 2003. Prospek dan Potensi Pemanfaatan Kayu Karet sebagai Substitusi Kayu Alam. Jurnal Ilmu dan Teknologi Tropis Kayu. Vol. 1. No. 1. Bogor.

Budianto, A. D. 1987. Teknik Dasar Memilih Mesin dan Perlengkapan Industri Kayu. Kanisius. Semarang.

Budianto, A. D. 1990. Pengelolaan Gudang dalam Industri Kayu. Kanisius. Semarang.

Departemen Kehutanan dan Perkebunan. 1999. Panduan Kehutanan Indonesia. Koperasi Karyawan Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2009. 10 Tahun Terakhir. Diakses dari: www.dephut.go.id/INFORMASI/BUKU2/Strategis_07/IV1-IV2.pdf [270809].

Frick, H. 1990. Peralatan Pembangunan Konstruksi, Penggunaan dan Pemeliharaan. Kanisius. Yogyakarta.

Greenomics. 2004. Industri Pengolahan Kayu. Indonesia Corruption Watch. Jakarta.

Hadjib, N., Hadi, Y. S. dan Setyaningsih, D. 2007. Sifat Fisis dan Mekanis Sepuluh Provenans Kayu Mangium (Acacia mangium Willd.) dari Parung Panjang, Jawa Barat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Tropis Kayu. Volume 5. No. 1. Bogor.

Koch, P. 1964. Wood Machining Processes. The Ronald Press Company. NewYork

Malik, J. dan Rachman, O. 2002. Sifat Pemesinan Lima Jenis Kayu Dolok Diameter Kecil dari Jambi. Buletin Penelitian Hasil Hutan. Volume 20. No. 5. Bogor.

Martawijaya, A., Kartasujana, I., Kadir, K. dan Prawira, S. A. 1995. Atlas Kayu Indonesia. Jilid 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor

Nurdin, F. 2009. Kesesuaian Mutu Produk dan Berbagai Aspek yang Melingkupinya. Diakses dari: //pksm.mercubuana.ac.id/modul/13034-7-248385459694.doc. [03072009].

Nursandah, A. 2007. Kawat Baja sebagai Pengganti Batang Tarik pada Konstruksi Kuda-Kuda Kayu. Jurnal Teknik Sipil. Volume 7. No. 2. Surabaya.

Partomo, T. S. 2008. Ekonomi Industri. Edisi Pertama. Penerbit Inti Prima. Jakarta.

Pasaribu, R. A., Setyawan, D. dan Winarni, I. 2003. Pengaruh Pencampuran Beberapa Jenis Kayu dan Perubahan Sulfiditas Proses Sulfat Terhadap Sifat Pengolahan dan Kualitas Pulp Kayu Karet (Hevea brasiliensis muell Arg.). Buletin Penelitian Hasil Hutan. Vol.21 (1). Bogor.

Pasaribu, R. A. dan Roliadi, H. 2006. Kajian Potensi Kayu Kayu Pertukangan dari Hutan Rakyat pada Beberapa Kab. di Jawa Barat. Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan. Bogor.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. 2009. Diakses dari: //www.sumutprov.go.id/ongkam.php?me=potensi_medan [03072009].

Puspantoro, B. 1992. Konstruksi Bangunan Gedung Sambungan Kayu Pintu Jendela. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta

Rudi, 2002. Status Pengawetan Kayu Di Indonesia. Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702). Program Pasca Sarjana / S3. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sianturi, A. 2001. Pengelolaan Hutan dalam Rangka Otonomi Daerah Menuju Self Regulating Organization. Info Sosial Ekonomi. Volume 2. No. 1. Bogor.

Sukirno, S., Husin, W. S., Indrianto, D., Sianturi, C. dan Saefullah, K. 2004. Pengantar Bisnis. Edisi Pertama. Kencana. Jakarta.

Sumardjani, L. dan Waluyo, S. D. 2007. Analisis Konsumsi Kayu Nasional.

Sutigno, P. 1999. Prospek dan Tantangan Industri Kayu Indonesia Menuju Era Pasar Global. Info Hasil Hutan. Volume 5. No. 3. Bogor.

Tim Redaksi Fokusmedia. 2007. Undang-Undang Kehutanan dan Illegal Logging. Fokusmedia. Bandung.

Willy, D. 2005. Pengantar Praktik Bengkel Mebel. Penerbit ITB, Bandung.

Downloads

Published

2014-01-07

How to Cite

Nuryawan, A., Risnasaril, I., & Simarmata, S. (2014). PROFIL INDUSTRI KAYU SEKUNDER DI KOTA MEDAN. Jurnal Teknik Industri Universitas Bung Hatta, 1(2), 128 - 140. Retrieved from https://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php/JTI-UBH/article/view/2250